1. A.
SEKTOR INDUSTRI
Industri mempunyai dua arti,
yang pertama dapat berarti himpunan perusahaan-perusahaan sejenis Industri
mempunyai dua arti, yang pertama dapat berarti himpunan perusahaan-perusahaan
sejenis. Kedua, industri dapat pula merujuk kesuatu sektor ekonomi yang
didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi atau barang setengah jadi.
Kelebihan:
1. Akan memunculkan potensi
yang dimiliki tiap-tiap daerah
2. Memperluas pertumbuhan
dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan
3. Menghubungkan daerah
terpencil dengan infrastuktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat
pembangunan secara luas
4. Memperluas lapangan kerja
5. Meningkatkan pendapatan
daerah yang berujung pula pada meningkatnya pendapatan nasional
Kekurangan:
1.
Dapat
mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam
Kalahnya
investor domestic dengan investor asing
B.
SEKTOR PERTANIAN
Pengertian pertanian dalam
arti sempit hanya mencakup pertanian sebagai budidaya penghasil tanaman pangan
padahal kalau kita tinjau lebih jauh kegiatan pertanian dapat menghasilkan
tanaman maupun hewan ternak demi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Kelebihan:
1. Terciptanya kestabilan
ekonomi Indonesia dengan adanya REPELITA
2. Berkembangnya kemampuan
petani dalam hal pengolahan lahan maupun produksi bahan pangan menjadi lebih
modern
3. Terjadinya peningkatan
produksi hasil pertanian yang menjadikan Indonesia berhasil bangkit dari
masalah kebutuhan pangan dengan menciptakan swasembada pangan
4. Terciptanya kualitas sumber
daya manusia yang lebih kompeten dan menghasilkan
Kekurangan:
1. Timbulnya kesulitan untuk
mengatasi dampak dari kemajuan pengolahan tanaman yang lebih modern
2. Petani menjadi tertinggal
kerena kurangnya penyuluhan pertaniankepada para petani
Terjadi
keterbelakangan subsektor selain pangan dikarenakan pemerintah
C. SEKTOR JASA
Kelebihan: Dapat
meraih keuntungan tinggi dengan frekuensi aktivitas yang lebih sering
Kekurangan: Pada pasar
persaingan sempurna, tiap orang akan berkompetisi untuk menurunkan harga
serendah mungkin, hal ini karena elastisitas permintaan yang tinggi, atau saat
harga berubah sedikit maka permintaan akan berubah drastic
1. Menurut
tanggapan saya mengenai “ pembangunan yang hanya mengejar pertumbuhan tidak
akan menghiraukan kelestarian lingkungan”, saya kurang sutuju dengan adanya
pembangunan yang hanya mengejar pertumbuhan tidak menghiraukan kelestarian
lingkungan, jika kita terus menerus mengejar pertumbuhan tanpa melihat apa
dampak yang disebabkannya maka hal tersebut tidak boleh dilakukan saat ini. Lingkungan
atau alam adalah factor yang penting juga karena alam merupakan salah satu factor
produksi yang nantinya akan mempengaruhi atau mempercepat pertumbuhan ekonomi
di negara tersebut. Jika alam tersebut rusak akibat pembangunan maka salah satu
factor yang mempercepat pertumbuhan yaitu produksi nasional yang akan menambah
pendapatan nasional akan hilang karena sumber daya alam merupakan factor penting
yang mempercepat pertumbuhan ekonomi di suatu negara tersebut.
1.
Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
1. KONDISI DAN STRUKTUR AWAL
EKONOMI DALAM NEGERI
Suatu
Negara yang pada awal pembangunan ekonomi atau industrialisasinya sudah
memiliki industri-industri primer atau hulu seperti besi dan baja, semen,
petrokimia, dan industri-industri tengah(Antara hulu dan hilir), seperti
industri barang modal(mesin) dan alat-alat produksi yang relatif kuatakan
mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat dibandingkan Negara yang
hanya memiliki industri-industri hilir atau ringan.
2. BESARNYA PASAR DALAM NEGERI
YANG DITENTUKAN OLEH KOMBINASI ANTARA JUMLAH POPULASI DAN TINGKAT PN RIIL PER
KAPITA
Pasar
dalam negeri yang besar, seperti Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari
200 juta orang merupakan salah satu faktor perangsang bagi pertumbuhan
kegiatan-kegaiatan ekonomi, termasuk industri, karena pasar yang besar menjamin
adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi(dengan asumsi bahwa
faktor-faktor penentu lainnya mendukung). Jika pasar domestic kecil, maka
ekspor merupakan alternatif satu” nya untuk mencapai produksi optimal.
3. CIRI INDUSTRIALISASI
Yang
dimaksud disini adalah antara lain cara pelaksanaan industrialisasi, seperti
misalnya tahapan dari dari implementasi, jenis industri yang diunggulkan, pola
pembangunan sektor industri, dan insentif yang diberikan, termasuk insentif
kepada investor.
4. KEBERADAAN SDA
Ada
kecenderungan bahwa Negara-negara yang kaya SDA, tingkat diversifikasi dan laju
pertumbuhan ekonominya relatif lebih rendah, dan Negara tersebut cenderung
tidak atau terlembat melakukan industrialisasi atau prosesnya berjalan relatif
lebih lambat dibandingkan Negara-negara yang miskin SDA.
5. KEBIJAKAN STRATEGI
PEMERINTAH
Pola
industrialisasi di Negara yang menerapkan kebijakan subtitusi impor dan
kebijakan perdagangan luar negeri yang protektif(seperti Indonesia terutama
selama pemerintahan Orde Baru hingga krisis terjadi) berbeda dengan di Negara
yang menerapkan kebijakan promosi ekspor dalam mendukung industri nya.
4. KEMITRAAN, KEAGENAN, WARALABA,
SUBKONTRAK
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan
usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan
usaha oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling
memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan
Keagenan adalah hubungan berkekuatan secara hukum yang
terjadi bilamana dua pihak bersepakat membuat perjanjian dimana salah satu
pihak yang dinamakan “pemilik” (principal) dengan syarat bahwa pemilik tetap
mempunyai hak untuk mengawasi agentnya mengenai kewenangan yang direncanakan
kepadanya
Waralaba ialah Suatu sistem pendistribusian barang atau
jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak
kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis (franchise) dengan
merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Subkontrak adalah pengaturan di mana kontrak bisnis
satu pihak sebagian atau seluruh bagiannya dikontrakkan lagi ke pihak lain.
Bisnis seringkali mensubkontrakkan jika mereka kurang memiliki keahlian atau
sumber daya untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro: Sebuah Pengantar, Edisi Kelima. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2018.